10.15.2018

*Sigh*

Ada kalanya penyair paling mutakhir sekalipun hanya bisa menghela napas panjang. Penulis paling jujur sekalipun akan kehilangan aksara untuk berbicara. Bahkan musisi paling piawai ricuh mencari-cari melodi yang tak kunjung ia temui.

Memang terkadang ada saat-saat di mana suara yang paling lantang gemanya justru hadir dalam helaan napas. Sekali hembusan namun berjuta artian. Menghirup oksigen sedalam-dalamnya paru-paru bersamaan dengan semua penat, letih yang tak kunjung henti. Lalu dikeluarkan dalam sekali desahan napas panjang.

Berat sekali kedengarannya saat udara itu keluar dari sela-sela bibir seolah membawa beban begitu banyak, memantul ke udara sebentar, lalu lenyap dan angin kembali sunyi.

No comments:

Post a Comment