Judul: Cloud Atlas
Sutradara: Lana
Wachowski, Tom Tykwer dan Andy Wachowski.
Genre: Drama, Science Fiction, Anthology
Pemain: Tom Hanks, Halle Berry, Jim Broadbent,
Hugo Weaving, Jim Sturgess, Doona Bae, Ben Wishaw, James D'Arcy, Zhou Xun,
Keith David, David Gyasi, Susan Sarandon, dan Hugh Grant.
Produksi: Warner Bros, X Filme
Sinopsis:
Samudra Pasifik
Selatan: Cerita dimulai pada tahun 1849 pada zaman perbudakan ras kulit
hitam. Seorang pengacara dari Amerika Serikat bernama Adam Ewing (Jim Sturgess)
bertandang ke Kepulauan Chatham untuk mengadakan perjanjian bisnis dengan
Pendeta Gilles Horrox atas nama mertuanya, Haskell Moore. Disana ia melihat
seorang budak Moriori, Autua (David Gyasi), dicambuk. Saat sedang dicambuk,
Autua menatap mata Ewing yg juga sedang melihat iba kearahnya. Karena tak kuat
melihat manusia dicambuk seperti itu, Ewing pun jatuh pingsan. Ewing kemudian
diperiksa oleh Dr. Henry Goose (Tom Hanks) yang mengatakan bahwa Ewing diserang
oleh cacing parasit polinesia dan meracuni Ewing dengan dalih bahwa racun
tersebut adalah obat untuk membasmi cacing parasit tersebut karena Goose
mengincar kotak berisi emas yg dibawa oleh Ewing. Autua yg kemudian menyelinap
ke kapal Ewing memohon pada Ewing supaya Ewing meminta pada Kapten untuk
mengizinkannya bergabung sebagai awak kapal. Pada saat Goose sedang menyuapi
Ewing dengan racun, Goose yg tamak kemudian membongkar penyamarannya kalau
selama ini dia hanya mengincar emas milik Ewing dan Autua lalu menyelamatkan
Ewing dari Goose. Saat kembali ke Amerika Serikat, Ewing dengan istrinya, Tilda
(Doona Bae), menolak keterlibatan ayahnya dalam perbudakan dan pergi ke San
Fransisco untuk bergabung dengan Gerakan Penghapusan Kebudakan.
Cambridge,
Inggris dan Edinburgh, Skotlandia: Adam
Ewing menuliskan kisah perjalanannya ke dalam sebuah buku “The Pacific Journal
of Adam Ewing” yang dibaca dan dikagumi oleh seorang bernama Robert Frobisher
(Ben Wishaw). Robert adalah seorang homoseksual yang memiliki bakat menggubah
lagu. Ia menjalin hubungan romantis dengan lelaki bernama Rufus Sixsmith (James
D’Arcy). Untuk mengejar impiannya menjadi penggubah lagu yang diakui, Robert
bekerja sebagai asisten komposer ternama Vyvyan Ayrs (Jim Broadbent) yang
sayangnya memiliki karakter yang buruk, dan memiliki seorang istri muda bernama
Jocasta (Halle Berry). Robert selalu berkirim surat dengan Sixsmith, mengabari
kekasihnya tentang perjuangannya menjadi komposer. Sixsmith selalu mencari-cari
keberadaan Robert namun Robert tetap bersembunyi karena terlalu sedih jika
bertemu Sixsmith karena mereka tidak bisa bersatu. Setelah menciptakan
mahakaryanya yg berjudul The Cloud Atlas Sextet dalam sela-sela waktu luangnya
sebagai asisten Vyvyan, Robert pun berniat untuk berhenti sebagai asisten dan
mengejar karirnya sendiri. Namun Vyvyan berniat untuk mencuri karya Robert dan
mengancam untuk menghancurkan reputasi Robert bahkan sebelum ia mulai memetik
karir. Robert akhirnya terpaksa membunuh Vyvyan demi menyelamatkan simfoni
miliknya dan melarikan diri ke hotel. Disanalah ia menyelesaikan simfoninya, The
Cloud Atlas Sextet. Lelah hidup sebagai buronan, Robert pun memutuskan untuk
mengakhiri hidupnya, tepat sebelum kekasihnya, Rufus Sixsmith, masuk ke
kamarnya.
San Francisco,
California: Bertahun-tahun kemudian setelah kematian tragis Robert
Frobisher, Sixsmith telah menjadi tua dan bergelar sebagai Dr. Sixsmith,
seorang fisikawan nuklir. Dalam suatu kesempatan ia berkenalan dengan jurnalis
bernama Luisa Rey (Halle Berry), putri dari jurnalis ternama Lester Rey (David
Gyasi). Sixsmith terlibat dalam suatu rencana picik yang diprakarsai oleh pria
bernama Lloyd Hooks (Hugh Grant) mengenai konspirasi keselamatan reaktor nuklir
baru yang dioperasikan. Hooks memerintahkan Bill Smoke (Hugo Weaving) untuk
membunuh Sixsmith sebelum sempat ia menyerahkan laporan yang memperkuat
perkataannya. Luisa memutuskan untuk menyelidiki kasus kematian Sixsmith. Luisa
menemukan surat-surat Frobisher kepada Sixsmith dan menelaahnya. Membaca
surat-surat tersebut membawa Luisa ke sebuah toko piringan hitam di mana ia
mendapatkan piringan musik Cloud Atlas Sextet yg sedang diputar dan ia merasa
bahwa ia sudah pernah mendengar melodi tersebut sebelumnya. Iapun kemudian
menyelidiki perusahaan teknologi nuklir Swanekke milik Lloyd dan berkenalan
dengan Isaac (Tom Hanks) yang membantunya mengungkap kejahatan Lloyd. Sayangnya
Isaac dibunuh oleh Bill Smoke. Luisa juga nyaris terbunuh oleh Bill yg menabrak
mobil Luisa sampai terlempar keluar dari jembatan dan jatuh kedalam danau namun
berhasil menyelamatkan diri dan dibantu oleh Javier, teman satu apartemennya.
Seorang kepala keamanan PLTN yg juga bawahan Lloyd bernama Joe Napier
(Keith David) ingin ikut menegakkan kebenaran membantu Luisa mengalahkan Bill
Smoke. Luisa kemudian mengekspos rencana pemanfaatan kecelakaan PLTN demi
keuntungan perusahaan minyak.
Timothy
Cavendish, seorang penerbit berusia 65 tahun, mengeruk untung setelah Dermot
Hoggins (Tom Hanks), seorang penulis gangster yang bukunya ia terbitkan,
membunuh seorang kritikus dan dipenjara. Ketika rekan Hoggins mengancam Cavendish
sambil menuntut bagian keuntungannya, Cavendish meminta bantuan saudaranya,
Denholme (Hugh Grant). Denholme menipunya dengan menyuruh Cavendish bersembunyi
di sebuah panti jompo. Di sana, Cavendish merasa terkekang dan bersama
“komplotan kakek-nenek”, mereka berhasil melarikan diri dari kurungan Rumah
Aurora dan dari Suster Noakes (Hugo Weaving) yang beringas. Cavendish menerima
manuskrip novel yang didasarkan pada kisah hidup Luisa Rey dan menulis naskah
tentang kisah hidupnya sendiri di rumah. Cavendish kemudian menuangkan kisahnya
menjadi sebuah film berjudul “The Ghastly Ordeal of Tim Cavendish”, dengan Tom
Hanks berperan sebagai aktor yang memainkan Cavendish.
Neo Seoul,
Korea: Sonmi-451 (Doona Bae), salah satu hasil kloning yang di masa ini
disebut sebagai Fabricant yang dipekerjakan di sebuah restoran masa depan
bernama Papa Song bersama fabricant-fabricant lainnya dibawahi oleh Seer Rhee
(Hugh Grant). Sonmi diwawancarai oleh Juru Arsip (James
D’Arcy) sebelum dieksekusi mati. Ia menceritakan kembali bagaimana ia
dibebaskan dari kehidupan pelayan oleh Komandan Hae-Joo Chang (Jim
Sturgess) anggota pemberontak "Union" dan kehidupannya setelah
dibebaskan. Hae Joo Chang kemudian mengajak Sonmi-451 bergabung dengan gerakan
revolusi di Seoul Lama yang bertujuan untuk menghapuskan sistem perbudakan
Fabricant dibawah pimpinan Jenderal An-kor Apis (Keith
David). Di tempat persembunyian, Sonmi menonton film yang dibuat
berdasarkan petualangan Cavendish, The Ghastly Ordeal of Tim
Cavendish. Pemberontak Union menunjukkan kepada Sonmi bahwa pekerja
seperti dirinya dibunuh dan "didaur ulang" menjadi makanan untuk
pekerja selanjutnya. Ia memutuskan bahwa sistem masyarakat berdasar
perbudakan dan eksploitasi pekerja tidak boleh dibiarkan lagi.
Kemudian Sonmi mengumandangkan deklamasi kemerdekaannya tentang
kemanusiaan dan persamaan hak Fabricant dengan Purebred ke publik. Sayangnya
gerakan revolusi ini dikalahkan oleh pasukan kaum Purebred yang dipimpin oleh
Mephi (Hugo Weaving). Hae-Joo tewas dalam pertempuran, Sonmi
ditangkap. Setelah menceritakan kisahnya dan tujuannya pada Juru Arsip, ia
dieksekusi.
Pulau Besar
("106 musim dingin setelah Kejatuhan"): Zachry (Tom Hanks) tinggal
bersama saudara perempuannya dan keponakannya Catkin di sebuah lingkungan
masyarakat primitif bernama "The Valley" setelah sebagian besar umat
manusia tewas akibat "Kejatuhan". Anggota suku Valley memuja-muja
Sonmi~451 layaknya seorang dewi. Zachry selalu berhalusinasi melihat sosok
bernama "Old Georgie" (Hugo Weaving) yang memanipulasinya agar pasrah
dengan rasa takutnya. Rasa takut ini berujung pada pembunuhan teman dan
putranya oleh suku Kona. Desa Zachry dikunjungi oleh Meronym (Halle Berry),
anggota "Prescient", kelompok masyarakat yang masih mempertahankan
sisa-sisa teknologi sebelum Kejatuhan. Misi Meronym adalah untuk mencari
sebuah stasiun komunikasi bernama Mouna Sol kemudian mengirim pesan ke
koloni-koloni diluar Bumi. Keponakan Zachry jatuh sakit dan sebagai
balasan telah menyelamatkan Catkin dari kematian, Zachry setuju menemani
Meronym. Di stasiun tersebut, Meronym mengungkapkan bahwa Sonmi hanyalah
manusia biasa dan bukan dewi sebagaimana yang diyakini suku Valley. Meronym
juga mengirimkan sinyal SOS dengan harapan penduduk diluar Bumi akan
mendengar dan bersedia untuk membantu. Sepulang dari sana, Zachry
menemukan sukunya telah dibantai oleh suku Kona. Zachry membunuh pemimpin suku
Kona (Hugh Grant) dan menyelamatkan Catkin, satu-satunya anggota suku yg selamat
selain Zachry. Meronym menyelamatkan keduanya dari serangan suku Kona. Zachry,
Catkin ikut bersama Meronym mencari dunia baru untuk ditinggali.
Mereka akhirnya pergi dari Pulau Besar dengan kapal Prescient.
Zaman ketujuh,
beberapa dasawarsa setelah peristiwa di Pulau Besar: Zachry menceritakan
kisahnya kepada cucu-cucunya di sebuah koloni Bumi di planet lain. Ia mengaku
bahwa Meronym, yg sekarang menjadi istrinya berhasil mengirim pesan ke koloni
dan keduanya diselamatkan.
Kelebihan: Walaupun film ini terdiri dari 6
cerita yg berbeda-beda namun semuanya memiliki benang merah yg meyatukan
keseluruhan cerita. Cloud Atlas termasuk film independen dengan biaya pembuatan
terbesar namun tidak mengurangi keindahan gambar ataupun efek serta ilustrasi
yg disajikan terlebih saat penggambaran Neo Seoul dan Teknologi di Mouna Sol.
Namun yg patut dipuji selain akting cemerlang dari semua pemain adalah tata
rias dan kostum yg mampu mengubah setiap pemain menjadi satu karakter yg baru
dalam setiap cerita seakan mereka bereinkarnasi menjadi orang lain. Sentuhan
magis dari tata musik film ini juga patut diacungi jempol karena terasa pas
dengan suasana dalam setiap cerita. Cloud Atlas ibarat Bhineka Tunggal Ika,
walaupun terdiri dari cerita yg berbeda-beda namun keenamnya merupakan kesatuan
dari Cloud Atlas yg saling terkait satu sama lain sehingga membuat Cloud Atlas
sebagai satu garis perjalanan dari masa lalu, masa kini, hingga masa depan.
Kekurangan: Karena terdiri dari 6 cerita yg
berbeda dan scene yg melompat-lompat antara satu cerita ke cerita yg lain akan
membuat beberapa penonton merasa bingung dengan alur serta jalan cerita,
terlebih untuk tipe penonton yg tidak suka untuk berpikir keras saat menonton
film.
Penilaian: Saya tidak ragu untuk memberikan nilai
9 untuk Cloud Atlas karena keseluruhan film yg benar-benar membuat saya
terpukau sehingga membuat saya tidak pernah bosan untuk menonton film ini
berulang kali.
Referensi Tambahan:
Referensi Tambahan:
Depok, 19 Oktober 2013
No comments:
Post a Comment