Dan sampai akhirnya bulan September pun selesai dan tulisan itu masih belum jadi. Belum ditulis sama sekali malah. Engga ada draft sekalipun. Last September was... let's just say, it was a chaotic month for me. Berantakan.
Jadi, biarlah gue menebusnya di bulan Oktober ini. Insya Allah, tulisan jalan-jalan ke Bandungnya selesai bulan ini. Selow Din, gue kelarin kok.
So here we go.
Di hari ketiga liburan kali ini, tujuan wisata kita meluncur lumayan jauh dari pusat kota Bandung, tepatnya di daerah Ciwidey. Bisa tebak? Yaudah gajadi main tebak-tebakan, hari ketiga ini gue dan Dini terbang (?) menuju... *drum roll* KAWAH PUTIH!!!!
Kenapa Kawah Putih? Ya engga kenapa-kenapa sih, kepengen aja. Dan di hari ketiga ini, jiwa bolang gue dan Dini mekar. HAHAHAHA.
Seperti yang sudah gue sebutkan di atas, letak Kawah Putih ada di daerah Ciwidey yang mana mustahil adanya kalau gue dan Dini tetap memutuskan untuk menggunakan transportasi online. Mau bayar berapa begitu sampai di Kawah Putih? Bisa sampai Kawah Putih, tapi engga bisa pulang nanti. Dan seperti pengalaman-pengalaman bolang sebelumnya, kita kembali mengandalkan bantuan internet.
Ya, setelah browsing sana-sini, akhirnya ketemu rute dari Bandung ke Ciwidey mode ngeteng. Hahahah. Engga banyak naik turun atau pindah-pindah angkot sih, cuma jaraknya ya lumayan dari satu titik ke titik selanjutnya.
Nah sebagai penulis yang baik (cuih!), alangkah baiknya gue membagi rute mode ngeteng ini ke kalian-kalian. Siapa tahu kalian ada yang ingin ke Ciwidey tapi tidak menggunakan mobil pribadi. Berikut harga akan gue tulis juga, semoga harganya masih relevan ya.
To Ciwidey with Ngeteng Mode
1. Terminal Leuwi PanjangKalau kalian dari pusat kota Bandung, kalian harus ke sini dulu. Beli oleh-oleh. Ya engga atuh, di sini kalian harus cari mobil Colt arah Ciwidey. Gue dan Dini sampai di Terminal Leuwi Panjang dengan menaiki Uber (again). Berhubung kita berdua engga tahu posisi mobil Colt ini ada di sebelah mana, kita minta tolong ke supir Uber untuk tanyakan ke abang supir bus yang ada di situ pakai bahasa Sunda hahaha.
Dan posisi mobil Colt ini ada di ujung sebelah kanan terminal ternyata. Jadi kalian masuk ke terminal dulu, terus langsung ke sebelah kanan. Mobil Colt ada di situ. Kalau engga yakin, tanya saja ke abang tukang gorengan, atau abang mi ayam, atau abang supir bus yang ada di situ.
Perbekalan wajib ketika ngegembelpacker: Jangan malu bertanya!
Harga sekitar 15ribu Rupiah. Nanti kalian turun di Terminal Ciwidey. Jangan takut, mobil Colt ini memang berhenti di sana kok.
Sesampainya di Terminal Ciwidey, kalian harus mencari angkot berwarna kuning. Yep, kuning. You can't possibly missed it. Angkot kuning inilah yang akan mengantar kalian menuju gerbang Kawah Putih. Jangan takut salah naik angkot, karena di Terminal Ciwidey ini hanya ada satu barisan angkot kuning dan rute mereka memang melewati Kawah Putih.
2. Terminal Ciwidey
Supir angkotnya juga akan teriak-teriak "Kawah Putih, Kawah Putih!"
Jadi jangan takut. Gue dan Dini juga pertama kalinya ke Kawah Putih mode ngeteng begini. Jadi begitu supir angkotnya teriak begitu ya kita berdua yakin kalau angkot ini memang ke Kawah Putih. Untungnya ada beberapa yang juga menaiki angkot tersebut hehe engga sendirian jadinya di dalam angkot.
Supir angkotnya akan berhenti persis di depan pintu masuk Kawah Putih sebelum lanjut perjalanan. Atau kalian bisa minta tolong diberhentikan di depan pintu masuk Kawah Putih kalau kurang yakin. Kalian cukup membayar sekitar Rp 15,000 dari Terminal Ciwidey sampai pintu masuk Kawah Putih.
3. Pintu Masuk Kawah PutihJarak dari pintu masuk hingga ke area Kawah Putihnya sendiri jauhnya lumayan, kalian engga mungkin maksain jalan kaki sampai ke situs Kawah Putih. Engga dibolehin juga kayaknya. Tapi jangan takut shaay, Pengelola Kawah Putih sudah menyiapkan shuttle langsung menuju Kawah Putih. Engga gratis pastinya yah, kita hidup di jaman pipis aja bayar.
pintu masuk Kawah Putih |
Begitu gue dan Dini turun dari angkot, ternyata empat orang di dalam angkot yang barusan kita naiki juga ikut turun jadilah tanpa sengaja kita rombongan bareng-bareng.
Petugas di sana akan menghampiri kalian dan menawarkan jasa beli tiket dengan syarat harus menunggu hingga kloter penuh baru bisa mengantri untuk naik shuttle. Harga untuk jasa ini sama saja kalau kalian ingin beli tiket sendiri dengan mengantri di loket. Mungkin gue dan Dini kemarin ditawari begitu karena si Bapaknya mengira gue dan empat orang itu ada di dalam satu rombongan, padahal engga, satu angkot iya hahaha.
Shuttle ini engga cuma mengantar kalian ke situs Kawah Putih, tapi juga mengantarkan kalian lagi ke pintu masuk. Pastikan kalian beli dua tiket untuk shuttle ini, satu tiket untuk menuju Kawah Putih, satu lagi untuk kembali ke loket dari Kawah Putih.
Shuttle di Kawah Putih |
ngalay dikit |
Total bayar jadi berapa? Untuk tiket masuk Kawah Putih sendiri dikenakan sebesar Rp 20,000/orang untuk WNI, dan RP 7,500/orang untuk satu kali perjalanan dengan menggunakan shuttle. Nah karena kalian pasti beli 2 tiket shuttle, jadi total keseluruhan adalah Rp 35,000/orang.
Total sekali jalan ke Kawah putih 65ribu per orang. HAHAHAHAH mahal juga ya. Kalau PP berarti jadi 130ribu per orang. Di atas seratus ribu ternyata setelah dihitung-hitung, waktu kemarin ke sana engga dihitung sih berapa total keluar uangnya, takut malah jadi engga nikmatin liburan. Tapi untuk harga segitu wajar sih, mengingat jaraknya dari pusat kota Bandung juga cukup jauh.
Setelah turun dari shutle ngapain lagi ca? Ya foto-foto dongggg. Udah lihat di Instagram gue kan isinya foto-foto di Bandung melulu HAHAHAHA. Kawah Putih memang cantik banget untuk foto-foto, apalagi kalau foto-fotonya pakai kamera profesional, wuih. Kemarin saja gue dan Dini yang cuma mengandalkan kamera iPhone 5 gue udah puas.
Foto-foto di Kawah Putih akan dipost di Part 2. See you!
No comments:
Post a Comment