Hujan Hari Ini Deras

Hujan hari ini deras, laiknya caci yg sekarang membanjiri halaman depan rumahku. Pantulan rinai air menggema di atas genting menyerukan abjad-abjad yg dirangkai menjadi namamu. Beberapa tetes menggeliat masuk ke atas plafon lalu jatuh bebas di atas gelasku, dan sekarang senyummu memenuhi seisi ruangnya.

Hujan enggan reda, ia menolak untuk menghilang dari angkasa. Udara berubah menjadi sedingin matamu hari itu, menusuk hingga ke sumsum tulangku dan membuat ngilu sekujur tubuhku. Kuambil gelas di ujung meja, senyummu sudah pergi dari sana. Yg ada hanya hampa yg terus menatap balik kedua mataku.

Hujan hari ini deras, mengalahkan Matahari, memaksanya untuk bersembunyi dari langit sedikit lebih lama.