7.16.2015

Rumah Lama

Tadi siang nyokap bayar zakat di mesjid di komplek rumah yg lama. Itu pertama kalinya gue kesana setelah pindah. Dan semuanya msh sama kayak terakhir gue tinggalin. Ya ada perubahan disana-sini sedikit. Tapi selebihnya, semuanya sama.

Terus gue iseng minta nyokap lewat gang rumah, mau liat rumah sekarang kayak apa. Ketika mobil makin deket ke rumah, dada gue tiba-tiba sesek kena serangan nostalgia bertubi-tubi dari segala arah. Dan gue pun melihat rumah gue yg sekarang.

Sekarang dia berubah. Banget. I don't recognize it anymore. Dia jadi lebih cantik, lebih bagus, lebih rapi dibanding yg lama. Gatau harus seneng atau sedih. Seneng karena dia jadi lebih cantik. Sedih karena semua yg dulu pernah ada, entah terselip di tembok-temboknya, atau menggantung rendah di genteng-gentengnya, atau berayun di gagang pintu, sudah menghilang digantikan dengan yg baru. Bunga-bunga sama rumput yg dulu tumbuh di halaman depan sekarang digantikan sama keramik.

Entah karena seneng atau sedih, yg jelas barusan, setelah mobil melenggang keluar dari gang, air mata perlahan mengalir di pipi gue yg sering diledekin ini. Sebutir. Dua butir. Belom sampe tiga butir udah langsung buru-buru gue hapus, takut ketahuan nyokap. Bukan takut sih sebenernya, lebih ke tengsin aja.
 
 
 
PS: it seems that I'm that type of person who's often having a hard time to let go once I got too attached to something (or someone), and the worst part is... I'm easily get attached. *sigh*


No comments:

Post a Comment