***
Sesampainya di pintu masuk Tebing Keraton dengan napas yang terengah-engah namun hati girang setengah hidup karena akhirnya sampai di Tebing Keraton, kita membayar Rp 12,000 per orang untuk tiket masuknya. Tiket ini berlaku seharian. Jadi kalau kalian tipe orang yang engga mau rugi (kayak gue), sebaiknya puas-puasin di Tebing Keraton. Sampai sore di sana juga engga apa-apa hahaha.
tiket masuk |
ramai shaaay |
Yak, di jaman di mana selfie adalah hal yang wajib ketika jalan-jalan (kata siapa Ca?), tongkat ajaib adalah mutlak adanya untuk dibawa ke mana-mana.
Akhirnya, gue dan Dini memakai cara lama untuk selfie, pakai tangan dan timer dari handphone HAHAHA. Dan hari itu matahari sedang semangat-semangatnya. Untungnya gue selalu bawa kacamata hitam ke mana-mana. Sayangnya Dini engga. Jadilah ketika kita berdua selfie, matanya Dini kebanyakan mengernyit karena menahan silau hahaha.
Apakah setelah melihat Tebing Keraton segala rasa penasaran itu sirna? Jelas! Akhirnya. Tapi pemandangan di Tebing Keraton memang bagus banget sih. Jauh diluar ekspektasi gue. Yang gue lihat di Instagram ya ternyata memang begitu adanya. Lebih bagus malah. Gue engga kecewa hahaha.
Kalau dulu belum ada pagar-pagar pembatas, sekarang karena ketenaran Tebing Keraton sudah off the charts, jadilah dipasang pagar-pagar itu mengingat banyaknya pengunjung yang datang dan demi keselamatan para pengunjung.
from Bandung, with love |
orang, gatau siapa. banyak yang foto foto di batu itu. tapi salah napak sedikit... wassalam. |
ini batunya persis di depan pagar pembatas, masih aman kalau mau duduk di situ |
Rasanya kayak waktu dulu ke Pantai Pink di Lombok, medannya keras, tapi hasilnya sepadan banget. Ah, jadi kangen Lombok. Oke oke balik dulu ke Bandung.
Setelah puas memenuhi memori handphone dan menguras baterainya, kita memutuskan untuk pulang. Engga pulang sih, tapi mampir ke Cafe D'pakar yang masih berlokasi di dekat situ. Engga dekat juga sih, turun ke bawah lagi. Maunya apaan sih ca -_-
Sesampainya di Cafe D'pakar (naik ojek bayar 80ribu berdua, gapapalah), kita diberhentikan di pintu masuk. Nahloh ada apa ini? Ternyata mengingat banyaknya pengunjung, kita diharuskan untuk deposit dulu, semacam biaya pesan kursi. Hm. Interesting. Gue pikir depositnya hanya sekitar 10ribuan, ternyata gue salah besar. Depositnya 25ribu per orang! Alamak, berasa juga keluar duitnya. Tapi untungnya uang deposit ini bisa dipakai lagi untuk memesan makanan. Jadi misal total makanan yang harus dibayar adalah 30ribu rupiah, maka kita hanya membayar sisanya yaitu 5ribu.
Makananya? I'm not gonna sugar coat it, makanannya mah rasanya biasa aja. Harganya yang luar biasa hahaha. Jatuhnya sih kita bayar untuk beli pemandangan karena memang pemandangannya kece untuk foto-foto, malah ada yang bawa drone. Gue engga banyak foto-foto di sini, karena memang sudah capek dan panas juga ditambah handphone gue mendadak mati terus gue bete parah hahahaha maaf ya Din. Mungkin handphone gue sudah lelah dipakai buat foto-foto non-stop ketika di Tebing Keraton.
momen sebelum iphone gue ngambek |
Lalu apakah gue merekomendasikan Cafe D'pakar untuk kalian-kalian? I don't see the reason why I shouldn't. Mumpung masih di satu area dengan Tebing Keraton, kenapa engga? Memang sih untuk sepiring kecil siomay harga yang dipatok lumayan mahal, tapi kalau hanya sekedar memuaskan rasa ingin tahu dan sekadar mengeksplorasi sekitar, boleh mampir ke sini.
No comments:
Post a Comment