4.21.2018

Kesialan adalah menjadi kita berdua

Pernahkah terpikir olehmu betapa sialnya menjadi kita berdua? Dua entitas yang ada hanya untuk ada, bukan untuk melengkapi satu sama lain.

Seperti dua kereta yang berjalan di atas rel yang bersisian, bersamaan tapi tak pernah bersinggungan. Hanya saling memberi lampu sinyal, berteriak dalam diam bahwa masing-masing ini ada. Tahu jika kau ada, dan aku ada hanya dari kilasan bayang yang tercipta ketika kita melintas.

Dan harus ikhlas luar biasa ketika suatu saat nanti di depan sana jalurku akan berbelok ke kanan dan jalurmu ke arah lainnya. Bukan karena aku ingin belok ke kanan atau kau belok ke kiri, namun karena roda-roda kita berdua berputar di atas rel yang mutlak cara kerjanya.

Pahamkah kau sekarang betapa sialnya menjadi kita berdua? Harus melihat satu sama lain berbelok ke lain arah, memberi ratusan sinyal yang tak bisa merubah apa-apa, karena jika kita paksa untuk bersinggungan maka kehancuran yang akan jadi tidur malam kita.

Mengertikah kau kini bahwa keberadaanku pada hidupmu hanyalah untuk ada, bukan untuk melengkapi hidupmu, apalagi menjadi stasiun terakhir sebelum kau berhenti melaju selamanya.


4th March 2018

No comments:

Post a Comment