11.05.2019

Perjalanan Terjauh

Mungkin masih ada tanda tanya yang menyelubungi lingkaran yang tak kunjung usai ini pada mereka-mereka yang kerap menebak-nebak, mengapa butuh waktu hingga sekian tahun untuk benar-benar usai? Mungkin begitu pikir mereka, dan tentunya pikirmu.

Mengutip kalimat dari sebuah film atau bisa jadi sebuah lagu yang aku tak tahu judulnya, yang hanya sekilas melihat potongan gambarnya saja, jawabannya adalah,
"Dia perjalanan terjauh yang pernah aku tempuh."

Hampir semua momen dalam kehidupan dewasaku ada dia di dalamnya dan turut andil pula dalam setiap lika-likunya. Dia ada di sana, menyaksikan setiap jatuh bangunnya, Saat hidup begitu tak adil, saat rumah bukan tempat ternyaman untuk pulang, bahkan ketika Ayah dan Ibu dipanggil Tuhan. Tidak dipungkiri, dia banyak menorehkan banyak memori dan histori yang tak mungkin begitu saja terhapus dalam sekejap, kecuali aku amnesia untuk selamanya. 

Perjalanan itu pun termasuk pada perjalanan secara harafiah. Jika ingin menghindari tempat-tempat yang pernah disinggahi, mungkin aku takkan bisa keluar rumah karena begitu banyaknya. Jadi ya, dia adalah perjalanan terjauh yang pernah aku tempuh.

Walau tak seperti akhir pada dongeng-dongeng yang sering mereka putar di layar-layar lebar, perjalanan terjauhku itu tidak berakhir sebagaimana yang diharapkan. Sebab ternyata setelah bertahun-tahun dan ribuan cerita, langkah-langkah kakiku hanya cukup untuk mengantarkan dia pada pintu rumah yang lain, yang dia ketuk untuk meminta pada penghuni rumahnya supaya diberikan restu agar anak perempuan mereka dibolehkan untuk mendampinginya dan menjadi ibu untuk anak-anaknya kelak nanti.

Demikian perjalananku berakhir, perjalanan terjauh yang pernah kutempuh.

No comments:

Post a Comment