6.28.2020

This might be one of the hardest to write

Prolog

Sekadar ingin menuliskan keluh kesah, juga segala penat dan lelah.

...

Saya kira 2019 sudah jadi tahun yang paling berat yang saya lalui, walaupun saya juga tahu sih ke depannya tentunya akan jauh lebih berat, tapi saya ngga nyangka kalau akan seberat ini. Ibarat kayak main game. Saya masih di level beginner tapi rintangannya serasa di level expert. Saya kalut, ngga tahu gimana caranya menghadapi semua ini sendirian. 

Seakan saya ngga pernah dikasih waktu untuk istirahat walau cuma sejenak, untuk mengobati luka, atau sekadar mengambil napas sebelum kembali digilas habis-habisan. Sebab beban di pundak saya makin berat hari demi hari. Ingin rasanya menaruh beban itu di lantai, lalu pergi menghilang saja yang jauh.

Tapi katanya saya harus kuat, soalnya sekarang saya yang ada di baris paling depan, saya yang harus menjaga semuanya tetap seimbang, saya yang pegang kemudinya, dan ada yang harus saya tandu. Saya harus kuat katanya, supaya tetap bisa menopang semuanya.

Walau terkadang semua ini terasa terlalu banyak untuk saya hadapi semuanya sendirian. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, seakan tiada hentinya. Kadang-kadang saya pengen semuanya berhenti saja sekalian, sudah lelah sekali rasanya. Sayangnya belum ada yang bisa kasih tahu saya gimana caranya. 

Padahal saya diminta untuk harus kuat, tapi kalau begini terus saya juga ngga tahu sanggup sampai kapan.


2 Maret 2020 & 28 Juni 2020



PS: Tulisan ini sudah lama nangkring di draft dari tanggal 2 Maret lalu, dan hanya selesai sampai paragraf pertama karena untuk merangkai satu paragraf itu saja saya mati-matian menulisnya. Setiap saya mau lanjutin, saya keburu nangis duluan. Sekarang juga saya selesaiin tulisan ini sambil ngelap air mata. Hahaha.

No comments:

Post a Comment