Wow... ngga nyangka kalau 30 Days Writing Challengenya bisa selesai, walaupun ngga tepat waktu sih, tapi paling ngga sudah selesai. Rasanya gimana? I feel nothing actually. Ngga ada rasa senang, lega, bahagia, excited atau apapun. Entah, mungkin saat itu saya sedang merasa withdrawn juga jadinya saya ngga ada rasa yang gimana-gimana.
Kalau bisa dibilang sih saya memang sedang bergulat dengan hal-hal yang disebutkan tentang quarter life crisis itu. Kecemasan-kecemasan yang sering muncul lama-kelamaan berakumulasi, hasilnya saya sering stress dan berujung nangis. Kecemasan-kecemasan itu juga ada sebabnya, bukan yang asal tanpa ada alasan. Dan karena hal ini juga, saya jadi sering withdrawn dari teman-teman kantor, bahkan pacar.
Beruntungnya saya, walaupun saya sedang withdrawn, pacar saya paham dengan kondisi saya ini karena dia pun dulu pernah di fase yang sama. Ketika saya cerita kalau saya mungkin sedang ada di fase quarter life crisis, he assured me that this shall pass. Sekalipun saya masih kelimpungan menghadapi kecemasan dan kegamangan ini, paling ngga saya bisa merasa lega untuk satu hal, yakni pacar saya adalah orang yang paling suportif sejagat.
Biarpun saya lagi di fase umur 20an ini, masih ada yang mau mendengarkan keluh-kesah tanpa menghakimi saya, dapat bonus dukungan pula, kalau lagi hoki bisa dapat bonus peluk sekalian. Untuk pacar, kalau kamu baca (dan sudah pasti akan baca), terima kasih banyak, dan bonus peluk dari saya nanti, ingetin ya.
Jadi yah... mungkin memang saya harus melewati fase menyebalkan ini di hidup saya, semoga saya masih waras setelah nanti akhirnya bisa sukses keluar dari lubang biawak ini. Dan untuk kalian yang sedang di fase yang sama, doa yang sama untuk kalian, semoga fase ini bisa segera selesai dan hidup yang lebih tenang menanti di depan sana untuk kita.
No comments:
Post a Comment