Harusnya sekarang gue sudah tidur dan mungkin lagi mimpi, tapi gue malah segar bugar dan lagi ngetik tulisan yang kalian baca ini. Apa yang membuat kantuk gue tertunda? Jadi gue habis scrolling Twitter, lalu ada salah satu akun yang ngetwit untuk sharing tentang pengalaman terburuk warga Twitter waktu putus.
Tadinya gue mau ikutan share juga, siapa tahu ada yang sepengalaman, tapi niat itu gue urungkan setelah gue baca reply-reply mereka. Banyak banget cerita tentang gimana dan kenapa mereka putus.
Ada yang putus karena berantem, karena beda suku, karena beda gereja (iya serius beda gereja, sudah satu agama padahal), beda agama juga ada, ada yang putus karena diselingkuhin, karena masih sayang sama mantannya terdahulu, ada juga yang putus karena hal-hal sepele yang seharusnya ga mesti jadi alasan putusnya suatu hubungan but it happened.
Beberapa putus karena pasangannya menghamili anak orang. Gue ngga kebayang sih kalau yang ini, ya Allah jangan sampai kejadian. Ada juga yang putus karena pasangannya selingkuh waktu LDR. Putus karena ditinggal nikah juga lumayan banyak. Lalu putus karena pasangannya sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. Hubungan-hubungan yang dijaga mati-matian, bahkan bertahun-tahun, harus selesai ngga lebih dari 24 jam. Proses sembuhnya butuh waktu yang juga ngga sebentar.
Awalnya gue pikir pengalaman putus gue waktu itu sudah sakit sampai ke ulu hati, karena putus tanpa ada ancang-ancang apa-apa, waktu hubungan masih adem-ademnya. To make it worse, he broke up with me over a chat. Over a fucking chat. Gue sharingnya jadi di sini bukannya di Twitter hahaha. Dan sampai sekarang pun gue masih ngga tahu alasan jelas kenapa dia minta putus, dia ngga pernah bilang secara gamblang atau to the point alasannya apa. Ngga lama kemudian, dia deketin mantannya lagi :)
Tapi itu sudah lewat jauh sih. Tahun berapa ya itu? 2014 kayaknya. Lupa. Dan gue juga ngga ada dendam sih sama dianya. Gue sudah maafin juga semuanya. Gue pun sudah biasa saja. Tapi kalau ingat diputusin lewat chat masih suka kebawa kesel sih hahahaha. Maaf ya khilaf. But for real, gue sudah biasa saja kok.
Gue pikir pengalaman gue itu sudah buruk banget, ternyata ada yang lebih buruk daripada gue. Ya walaupun memang ngga bisa dibanding-bandingkan karena setiap perpisahan itu menyakitkan untuk semua orang bagaimana pun bentuknya.
Membaca pengalaman-pengalaman mereka, gue jadi sadar kalau jatuh cinta itu gampang, yang susah itu mempertahankannya, bagaimana caranya untuk terus berjalan sekalipun banyak hambatan dan godaan. Hambatan dan godaan ketika menjalani suatu hubungan itu beribu macam. Meleng setitik, oleng hubungan sebelanga. Ini juga jadi pelajaran sih untuk guenya, supaya lebih bijak dalam menjalani hubungan, biar ngga berakhir sama dengan yang sudah-sudah.
28th December 2018
01:28 am
No comments:
Post a Comment