11.02.2020

Day 11 - Letter to heaven

Hai Bang,
Apa kabar? Lagi ngapain di sana? Seru ngga? Heaven must be really nice. Say hi to Dad for me please.

Bang, gue ulang tahun lho kemarin, masih ingat kan? Udah 27 tahun gue sekarang, gila ya udah tua banget gue. Kadang gue sendiri pun masih ngga percaya kalau gue udah setua ini. Lo juga ngga pernah absen ngucapin selamat ulang tahun ke gue.

"Dul, happy birthday yaa"
"Happy birthday my lil sist" yang biasanya juga dilanjutin dengan sederetan nasihat ala seorang kakak.

Tapi mulai sekarang gue cuma bisa lihatin chat ucapan selamat ulang tahun dari lo pas tahun lalu aja, karena gue udah ngga akan pernah lagi dapat notif chat dari lo kan. Rasanya aneh, aneh banget ngga lihat nama lo muncul di notifikasi kemarin. Bodohnya lagi gue nungguin. Mungkin sesaat gue lupa kalau lo udah ngga di sini.

Things went into a complete chaos after you left, with COVID-19, and all. Earth is pretty sucks to live in now actually. Heaven is sure a lot more fun.

Ketika gue lihat salah satu tema untuk 30 Days Challenge ini adalah tentang siblings, gue udah tahu  kalau tema itu akan jadi yang paling berat untuk gue tulis. Menulis, dan terlebih menyelesaikan tulisan ini, butuh semua yang gue punya untuk ngga berhenti di tengah-tengah, because everything I wrote here is everything I wish I could said to you

Bang, banyak banget yang mau gue bilang ke lo. Seandainya gue tahu kalau itu adalah saat terakhir gue bisa ngobrol sama lo, gue ngga akan berhenti ngoceh. I would tell you everything I wish I could said back then. Gue akan gelendotan sama lo selama mungkin, manja-manjaan sama kakak. 

Gue udah membayangkan kita akan jadi kakek-nenek bareng-bareng, jagain Mama berdua. Gue akan jadi yang paling girang, sekaligus yang paling kaget dan ngga percaya ketika lo menikah. Juga yang jadi paling bahagia ketika keponakan gue lahir. Banyak banget hal-hal yang gue bayangkan akan kita berdua lewatin bareng, tapi semua itu udah ngga mungkin lagi.  

Bang, gue dan Mama kangen banget. Gue sering denger Mama nangis sehabis sholat karena kangen sama lo. I miss you too so much it hurts. Gue ngga tahu gimana caranya melewati semua ini sendirian. Gue cuma bisa berdoa sama Tuhan semoga Mama ngga cepet-cepet nyusul ke sana, nanti gue sama siapa kalau Mama juga ngga ada? I don't think I have the strength to face the world alone.

I know I shouldn't be crying, they said I shouldn't. I should be the strong one for Mom, and for years ahead without you. I know I shouldn't cry, but it hurts. It hurts so much, and I miss you.

Gue ngga tahu apakah lo bisa baca ini dari surga di atas sana, gue juga ngga tahu apakah surga punya koneksi internet yang kencang, tapi harusnya sih ada karena apa sih yang ngga ada di surga? Tapi seandainya lo ngga bisa baca tulisan ini, semoga malaikat yang sedari tadi di belakang gue, dan melihat gue menumpahkan huruf demi huruf ini bisa membawa semua kalimatnya ke surga, dan sampai ke lo.

Baik-baik ya Bang di sana. Until we meet again, save a place for me, okay? 

Ade sayang Abang.

No comments:

Post a Comment